Kamis, 04 Agustus 2016

HARIMAU JAWA, ANTARA ADA DAN TIADA

                                                               
       Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) adalah subspesies harimau yang hidup terbatas (endemik) di Pulau Jawa. Harimau ini telah dinyatakan punah di sekitar tahun1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Kepunahan Harimau Jawa muncul akibat laporan World Wildlife Fund (WWF) 1994 yang tidak mendapatkan sosok fotonya setelah memasang 10 kamera trap sistem injak selama satu tahun di TN Meru Betiri seluas 58.000 hektar. Akibat pernyataan punah dari WWF dan dikuatkan PHKA, maka setiap ada pelaporan perjumpaan harimau Jawa oleh masyarakat selalu dianggap cerita mitos. Selain itu pemerintah melalui Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) Departemen Kehutanan sepakat atas klaim punah tersebut.

         Wahyu Giri Prasetya (seorang guru di jember, praktisi lingkungan) dalam presentasinya berjudul “Mengapa Kami Menolak Harimau Jawa Punah”  memaparkan bahwa harimau Jawa belum bisa dikatakan punah. Dalam materinya, fakta temuan selain dari foto masih ditemukan. Laporan pembunuhan dan sisa pembunuhan masih terus didapat. Selain itu, metode pemantauan konvensional ada banyak kelemahan. Contohnya, pemasangan kamera di TN Meru Betiri masih dalam jumlah yang terbatas sekali, dan tidak dilakukan penelitian dalam 2 kali siklus umur secara terus menerus, dan juga lokasi penelitian yang ada masih terbatas di Meru Betiri.

         Pada tahun 1974, penelitian Seidensticker dan Sujono di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jawa Timur memperkirakan Harimau Jawa tinggal 3-4 ekor. Berikutnya riset WWF di tempat yang sama tahun 1994, ternyata menunjukan hasil nihil. Kamera trap sistem injak yang dipasang tidak memotret satupun sosok Harimau Jawa. Selama ini TNMB terlanjur ditetapkan menjadi habitat terakhir Harimau Jawa. Sehingga, kesimpulan punah muncul pada Desember 1996, CITES memutuskan vonis punah.
      Jika mengacu pada Steidensticker & Soejono, yang menyatakan punah pada tahun 1976 di Suaka Margasatwa Meru Betiri. Maka dengan usia harimau berkisar 25 tahun dikalikan dua kali umur rata-rata maka Harimau Jawa baru bisa dikatakan punah pada tahun 2026. “Jadi terlalu dini dan tak kuat dasar pernyataan punah bagi harimau Jawa,” kata Wahyu Giri Prasetya.
     Dalam sarasehan harimau Jawa di Jember pun merekomendasikan, bahwa hasil penelusuran dan penelitian sejak tahun 1997 hingga 2012 masih menemukan jejak, cakaran, dan kotoran dari Harimau Jawa. Selain itu, banyaknya tertimoni tentang adanya perjumpaan oleh masyarakat terhadap fisik Harimau Jawa.
      Wahyu Giri menambahkan bahwa  Info yang sering salah kaprah, bahwa WWF seolah memasang 20 kamera, tetapi sebenarnya hanya memasang sepuluh kamera yang dipasang dalam dua periode, cuma dalam laporan (posisi kamera) seolah-olah menjadi 20 kamera. Untuk melawan pernyataan punah dari IUCN memang tidaklah mudah. Saat ini memang bukan era jejak, tapi era foto. Dalam pemaparannya, Wahyu Giri menyatakan ketidakniscayaan bahwa bukti foto akan serta merta akan diakui sebagai foto Harimau Jawa. “Mereka tidak berani menjawab itu “jejak” kucing besar lainnya (tutul, kumbang atau lainnya), atau binatang lainnya. Lalu jejak apa? “ Tanya Wahyu Giri.

       Terlepas dari itu semua,Penulis sendiri berkeyakinan insyaallah harimau jawa masih ada, kesimpulan ini berangkat dari pengalaman pribadi dan teman penulis sendiri, saat masih menjadi Mahasiswa,dan kebetulan penulis menjadi anggota di mapala..ceritanya nih, suatu hari kami melakukan pendakian di gunung wilis dan mendirikan basecamp,karena hawa dingin kami membuat perapian..tiba tiba salah satu teman kami beringsut dari duduknya seperti ketakutan, berbisik dia bilang melihat harimau, betapa terkejutnya kami saat itu karena ada harimau loreng besar menatap kearah kami dari jarak sekitar 10m (Klu tidak salah karena penerangan cuma dari api unggun)..cuma sebentar kemudian berlalu dan hilang dari pandangan..kami saling pandang, tidak yakin apakah itu harja (Harimau Jawa)  beneran atau siluman..hi.hi..sayang besoknya kami lupa tidak meneliti disekitar penampakan apa ada jejak yang tertinggal..

          Kejadian kedua yang membuat ingatan kami pada Harja kembali bangkit, walau tidak melihat langsung, pada tanggal 25 desember 2015 kemaren kami sekeluarga berlibur ke daerah lereng wilis tepatnya ke daerah Sumberpodang , tempat wisata ini terletak di Dusun Karangnongko,Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, 30 menit perjalanan dari kota kediri.Saat itu kami berjumpa dengan kakek yang walaupun menurut pengakuannya berumur  85 tahunan, tapi beliau masih kuat mencari rumput di hutan lereng wilis..Kami ngobrol2 agak lama, beliau dulunya pencari rebung dihutan, dan kalau sedang mencari rebung bisa 2-3 hari di dalam hutan, masuk sangat jauh dari pemukiman penduduk.Saat beliau aku tanya tentang harimau, beliau bilang masih ada dan pernah jumpa, mulai macan kumbang,tutul sampai harimau loreng!!malah yang mengejutkan, beliau bercerita bahwa sekitar tujuh tahun yang lalu (2007-2008) beliau ketemu sama penduduk pedalaman  hutan (Memang ada satu kampung orang pedalaman yang penulis lupa nama kampungnya) yang tidak sengaja jerat untuk rusa nya mengenai harimau yang kemudian mereka bunuh.Saat itu pak tua aku tanya apa beliau melihat sendiri ?  beliau jawab ya, dan beliau bilang sebesar pedet/anak sapi dan bercorak loreng!! wah jangan2 itu Harja..Sangat disayangkan apabila itu benar2 Harja..memang kalau melihat topografi pegunungan wilis, bukan tidak mungkin apabila masih ada satwa langka termasuk harimau nya.Terlebih ada mitos keangkeran pegunungan wilis, hingga wilayah tersebut jarang dijamah manusia..

      Dan semoga saja keyakinan penulis benar, bahwa masih ada Harja di nun jauh pedalaman lereng wilis,dan jangan lupa, kelestarian satwa-satwa tersebut tergantung pada kita. Mereka tidak bisa protes akan  nasibnya,kitalah yang berkewajiban untuk melindunginya.Dengan cara apa?  minimal mulai di keluarga kita, pada anak2 kita, sedari kecil harus ditanamkan untuk peduli pada lingkungan, pada alam, pada satwa2 liar dan juga ekosistemnya..















4 komentar:

  1. Wah tulisannya luar biasa. Saya juga berharap harimau jawa juga Masih ada terutama di wilis. Kemrin dengar2 macan kumbang sempat turun ke ladang penduduk. Semoga Saja harimau jawa memang Masih ada Aamiinn

    BalasHapus
  2. Benar" sulit jika memang masih menganggap harimau jawa masih ada,karna dari tahun ketahun gak ada satupun berita yg menerangkan bhwa bnar" masih adanya spesies ini

    BalasHapus
  3. Udah kagak ada harimau jawa punah sudah

    BalasHapus
  4. Karangpindar - Online casino - Kadangpintar
    Karangpindar is a great febcasino place to place 온카지노 your bets. We are always trying to provide the best possible gambling experience, it is the only 인카지노

    BalasHapus